Sabtu, 5 Mei 2012 | 22:29
Pascabentrokan sebagian arga Kampung Gandekan, Solo, mengungsi. |
Fauzi Bowo yang akrab disapa Foke ini mengatakan bahwa sudah semestinya ormas-ormas ini mampu menjaga lingkungannya masing-masing. Sehingga keamanan dan kenyamanan warga dapat terjaga dengan baik.
"Ormas ini harus mampu memberikan penjelasan bagaimana menjaga lingkungannya masing-masing," kata
Foke, saat acara Komunitas Jakarta Dukung Foke-Nara, di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (5/5/2012).
Foke, saat acara Komunitas Jakarta Dukung Foke-Nara, di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (5/5/2012).
Sementara itu, Nachrowi Ramli mengatakan bahwa ormas ini merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat Jakarta. Bahkan ormas-ormas ini, menurutnya, juga memiliki peran penting dalam membangun Jakarta. Ia menambahkan bahwa ormas-ormas ini memiliki asas tunggal yang menjadi landasan yaitu Pancasila. Karena itu, dengan berasaskan Pancasila, ormas-ormas harus mampu menjaga etika dan kesantunan.
"Salah satu asas tunggal ormas adalah Pancasila, maka etika dan kesantunan akan dijaga. Jangan seperti di Solo ya," ujar Nara, sapaan akrab Nachrowi Ramli.
Namun keberadaan ormas di Jakarta kerap kali justru mengganggu keamanan dan kenyamanan ibu kota. Contoh yang baru saja terjadi adalah diskusi peluncuran buku yang berjudul "Allah, Liberty and Love" oleh Irshad Manji di Teater Salihara, Jakarta, Jumat (4/5/2012) kemarin dibubarkan paksa oleh polisi atas desakan ormas keagamaan. Bahkan ormas-ormas ini tidak segan merusak suatu tempat jika keinginannya tidak dituruti.
Tidak hanya itu, bentrokan antara Forum Betawi Rempug (FBR) dengan Pemuda Pancasila (PP) juga berulang kali terjadi di beberapa titik di Jakarta.
sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar