Ayakayakwaee....Ahli Hukum Islam: Larangan Duduk...

JAKARTA - Aturan mengenai larangan duduk kangkang di atas sepeda motor bagi perempuan di Aceh bisa Baca Lagi ...

Belatung di Kemaluan Gadis 11 Tahun Ini Awalnya...

JAKARTA - Gadis berinisial R (11) terbaring lemah tak sadarkan diri di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Baca Lagi ...

Densus Tembak Mati 2 Terduga Teroris Sebelum Jumatan

MAKASSAR - Polisi dari Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri menembak mati dua terduga teroris yang Baca Lagi ...

Astaga! Pakaian Dalam Bergelantungan di Lift Apartemen...

Singapura - Penghuni apartemen di Singapura dikejutkan oleh keberadaan sejumlah pakaian dalam misterius di Baca Lagi ...

Ahok Soal Pelat B 2 DKI: Kalau Sudah Dipakai Orang...

Jakarta - Wagub DKI Basuki T Purnama mengeluhkan soal nopol B 2 DKI yang bukan milik Pemprov. Nopol itu Baca Lagi ...

Kamis, 21 April 2011

Tak Bersosialisasi dengan Tetangga, Pelaku Bom Buku Ditangkap, SBY Tahu, "Nyaru" Pedagang Mainan

Kamis, 21 April 2011 | 14:27 WIB

Pelaku Bom Buku Ditangkap

JAKARTA - Polisi dikabarkan menangkap lima pelaku bom buku di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2011). Berdasarkan informasi yang dihimpun, penggerebekan dilakukan tim Densus 88 sekitar pukul 06.00.

"Kami sedang cek informasi itu. Nanti ya abis shalat, saya shalat dulu. Nanti kalau sudah fixed kami sampaikan kepada teman-teman wartawan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam ketika dikonfirmasi mengenai penangkapan ini, Kamis.

Sebelumnya, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Sutarman mengatakan, pihaknya sudah mencurigai satu kelompok sebagai pelaku teror bom buku yang terjadi di sejumlah kawasan Ibu Kota pada pertengahan Maret lalu. Namun, pihaknya masih perlu bukti yang menguatkan kecurigaan polisi.

"Ada kelompok yang dicurigai. Memang ada kaitannya dengan alat bukti, tetapi baru satu alat bukti," kata Sutarman, Rabu (20/4/2011) di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta.

Sutarman menjelaskan, kepolisian membutuhkan minimal dua barang bukti agar bisa menangkap pelaku teror bom buku. "Kami butuhkan minimal dua alat bukti untuk menjerat mereka," ujarnya.

Mereka Tak Bersosialisasi dengan Tetangga

JAKARTA - Pihak kepolisian bersenjata laras panjang diduga menggerebek dua kontrakan di Desa Rawadas RT 01 RW 03, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2011) sekitar pukul 05.00.

"Petugas langsung mendobrak pintu kontrakan," kata seorang warga, Zain Aminudin, di Jakarta, Kamis.

Zain mengatakan, petugas yang diduga anggota Detasemen 88 Antiteror itu mengamankan empat pria yang menghuni kontrakan. Salah satu pelaku yang ditangkap petugas mengaku bernama Darto asal Cirebon, Jawa Barat.

Selain mengamankan empat orang itu, polisi juga menyita dokumen berupa buku yang berbentuk seperti paket bom buku.

Zain menyebutkan, orang yang diamankan petugas sudah tinggal sekitar tiga bulan di kontrakan itu. "Namun, mereka tidak bersosialisasi dengan tetangga," ujar Zain.

Hingga saat ini, pihak Mabes Polri belum memberikan keterangan resmi terkait penggerebekan kontrakan itu.

Sebelumnya, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman menuturkan, polisi telah membuntuti sekitar lima orang yang diduga sebagai jaringan pengirim paket bom buku.

"Kami ikuti lebih dari lima orang yang dicurigai pelakunya, tetapi polisi masih mencari alat bukti lainnya," kata Sutarman di Jakarta, Rabu (20/4/2011).

Sutarman menuturkan, polisi telah mengidentifikasi orang yang diduga jaringan maupun kurir yang mengantarkan bom buku di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Namun, petugas kepolisian belum melakukan penangkapan terhadap orang yang dicurigai pelaku maupun kurir paket bom buku karena masih menghubungkan alat bukti yang sudah ada dengan keterangan saksi.

"Kami bisa saja menangkap pelaku sekarang, tetapi masih harus menghubungkan alat bukti yang ditemukan di lokasi kejadian," ujar Sutarman.

Jenderal polisi bintang dua itu menyatakan, polisi masih harus melengkapi alat bukti agar pelaku yang ditangkap anggota bisa dijerat hukuman di pengadilan.

SBY Sudah Tahu Pelaku Bom Buku Ditangkap

JAKARTA - Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengetahui mengenai penangkapan lima orang yang diduga menjadi pelaku aksi serangkaian bom buku. Namun, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo belum melaporkan penangkapan tersebut secara formal kepada Presiden.

"Secara lengkap mungkin belum. Tetapi kami mendengar ada penangkapan hari ini," kata Julian kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (21/4/2011).

Ia mengatakan, pimpinan Polri dalam waktu dekat ini akan memberikan laporan terperinci mengenai penangkapan tersebut ke Presiden. Terkait waktunya, Julian belum dapat memastikannya.

Sebelumnya, polisi dikabarkan menangkap lima pelaku bom buku di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2011). Berdasarkan informasi yang dihimpun, penggerebekan dilakukan tim Densus 88 sekitar pukul 06.00.

"Kami sedang cek informasi itu. Nanti ya abis shalat, saya shalat dulu. Nanti kalau sudah fixed kami sampaikan kepada teman-teman wartawan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam ketika dikonfirmasi mengenai penangkapan ini, Kamis.

Sebelumnya, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Sutarman mengatakan, pihaknya sudah mencurigai satu kelompok sebagai pelaku teror bom buku yang terjadi di sejumlah kawasan Ibu Kota pada pertengahan Maret lalu. Namun, pihaknya masih perlu bukti yang menguatkan kecurigaan polisi.

"Ada kelompok yang dicurigai. Memang ada kaitannya dengan alat bukti, tetapi baru satu alat bukti," kata Sutarman, Rabu (20/4/2011) di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta.

Ia menjelaskan, kepolisian membutuhkan minimal dua barang bukti agar bisa menangkap pelaku teror bom buku. "Kami butuhkan minimal dua alat bukti untuk menjerat mereka," ujarnya.

Polisi Masih Dalami 5 Pelaku Teror

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Densus 88 Anti Teror Polri menangkap lima terduga teroris di daerah Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2011) pukul 5.00. Kelimanya diduga terlibat teror bom buku di sejumlah lokasi beberapa waktu lalu.

"Lima orang ditangkap. Identitas kelimanya menyusul," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Boy Rafli Amar, kepada Kompas.com.

Boy belum bisa menjelaskan barang bukti yang diamankan dari lokasi. Kelimanya, kata Boy, sedang dalam pemeriksaan untuk pengembangan.

Seperti diberitakan, Ibukota sempat diteror bom buku di beberapa lokasi yakni untuk aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional Gories Merre, musisi Ahmad Dhani dan Ketua Pemuda Pancasila Yapto, pada 15 April lalu. Bom buku untuk Ulil meledak dan melukai seorang polisi.

Sebelumnya, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Sutarman, mengatakan, pihaknya tengah membuntuti lima orang yang diduga jaringan pengirim paket bom buku.

Pelaku Teror: "Maaf, Maafin Saya, Bu..."

JAKARTA, KOMPAS.com — Darto, salah seorang pelaku teror bom buku yang diringkus Densus 88 Antiteror Polri di rumah kontrakannya sekitar Taman Pemakaman Umum Tanah Merah, Pondok Kopi, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2011) pukul 05.00, meminta maaf kepada tetangga sekitar rumahnya terkait penangkapan dirinya tersebut.

Ia menyatakan permohonan maafnya kepada tetangga yang selama ini sudah terbilang akrab dengannya.

"Maaf, maafin saya, Bu," ujar Darto kepada seorang tetangganya, Maryati, ketika pria tersebut digiring Densus 88 Antiteror menuju kendaraan.

Ucapan maaf dari terduga teroris itu langsung dijawab Maryati. "Iya, Ibu maafin. Tapi kok kamu bisa begitu (terlibat aksi teror)." Mendengar itu, Darto diam sejenak dan sepertintya tak tahu harus menjawab apa.

"Saya juga enggak tahu, Bu," tuturnya. Darto diringkus aparat bersama empat rekannya di rumah kontrakan mereka di Pondok Kopi, Kamis pagi. Penggerebekan itu terjadi pada saat sebagian warga masih terlelap.

Maryati baru mengetahui kehadiran Densus 88 Antiteror berada di sekitar rumahnya ketika ia sedang ziarah ke makam anaknya di TPU Tanah Merah. Seorang aparat datang menghampiri dirinya dan meminta agar ia tak kembali dulu ke rumahnya karena Densus 88 Antiteror sedang melakukan penggerebekan.

Tim Densus 88 Antiteror yang tiba di lokasi melakukan penggerebekan di dua tempat kontrakan. Tanpa perlawanan berarti, lima pria, termasuk Darto, berhasil dilumpuhkan. Mereka selama ini sudah menjadi target karena diduga sebagai pelaku teror bom buku.

Dari informasi yang dihimpun Tribun, kelima pria tersebut bekerja sebagai penjual mainan anak-anak dan lainnya ada yang menjual bubur sumsum.

Terduga Teroris "Nyaru" Pedagang Mainan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam mengatakan, keenam orang terduga teroris yang ditangkap polisi, Kamis (21/4/2011) pagi, menyamar sebagai pedagang mainan anak. Mereka ditangkap di kontrakannya, kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

"Mereka rata-rata menyamar sebagai pedagang mainan anak. Mereka baru beberapa bulan di sini (Jakarta)," ujar Anton, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (21/04/2011).

Menurut Anton, beberapa diantara enam orang yang ditangkap berasal dari Cirebon dan Majalengka. Mereka selama ini tinggal di sebuah rumah kontrakan milik Elizabeth di Desa Rawadas RT 1 RW 3, Nomor 72 dan 78, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur. "Kita juga belum tahu motif mereka berada di sini (Jakarta). Saya belum tahu apakah ada perlawanan saat penangkapan tersebut," katanya.

Enam orang yang ditangkap adalah KS, MA, WR, MG, DT dan satu orang lagi belum diketahui identitasnya alias Mr. X. Pihak kepolisian belum bisa menentukan keterkaitan enam orang tersebut dengan peristiwa bom buku atau bom bunuh diri di Cirebon.

sumber : kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar